1.
Budi
Utomo
Budi Utomo merupakan organisasi pemuda yang
didirikan oleh Dr. Soetomo dan siswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan
Soeraji pada 20 Mei 1908. Ini diprakarsai oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Organisasi tersebut bersifat sosial, ekonomi dan budaya tetapi bukan politik.
Pendirian Budi Utomo menjadi awal dari sebuah gerakan yang bertujuan untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia meskipun pada saat itu organisasi tersebut
awalnya hanya ditujukan untuk kelompok-kelompok berpendidikan Jawa. Saat ini
tanggal pendirian Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.
Gagasan
Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi
pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu
tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi
Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan.
Tujuan
tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1.
memajukan pengajaran;
2.
memajukan pertanian, peternakan dan
perdagangan;
3.
memajukan teknik dan industri
4. menghidupkan kembalI kebudayaan
⇛Tujuan Organisasi Budi Utomo
Tujuannya untuk
meningkatkan martabat rakyat dan bangsa. Peningkatan ini akan dilakukan dengan
mendirikan Dana Siswa (Studiefonds) yang merupakan lembaga untuk membiayai
pemuda yang cerdas tetapi tidak dapat melanjutkan studionya. Pada akhir 1907,
Dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, seorang siswa dari STOVIA di Jakarta. Berdasarkan
pertemuan itu, Sutomo memberi tahu teman-temannya di STOVIA maksud dan tujuan
Dr. Wahidin.
Tujuan awalnya adalah
hanya untuk membentuk dana siswa, diperluas untuk kemudian memungkinkan
pembentukan organisasi Budi Utomo. Istilah Budi Utomo terdiri dari, kata-kata
bijak yang berarti temperamen atau karakter dan utomo yang berarti baik atau
mulia. Jadi Budi Utomo, menurut pendiri, adalah asosiasi yang akan mencapai
sesuatu berdasarkan bangsawan, kebaikan atau taibat
Tujuan
Budi Utomo ialah untuk mencapai kemajuan yang harmonis untuk orang-orang Jawa
dan Madura. Pada saat itu gagasan persatuan di seluruh Indonesia tidak
diketahuiKarena itulah yang diinginkan Budi Utomo, hanya perbaikan sosial yang
mencakup Jawa dan Madura, juga kata kemerdekaan tidak disebutkan sama sekali.
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini, beberapa upaya telah diambil:
- Memajukan
pengajaran sama seperti apa yang dibayangkan oleh Dr. Wahidin. Ini adalah
upaya pertama untuk mencapai kemajuan nasional;
- Mempromosikan
pertanian, peternakan, perdagangan. Jadi dipahami bahwa kemajuan juga
harus mencakup bidang ekonomi;
- Memajukan
teknik dan industri, yang berarti bahwa ke arah itu telah menjadi ideal;
- Menghidupkan kembali kebudayaan.
⇛Perkembangannya
Pada 3-5 Oktober
1908, Budi Utomo mengadakan kongres pertamanya di kota Yogyakarta. Hingga
kongres pertama diadakan, BU memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yaitu
Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres
di Yogyakarta ini, Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar)
diangkat sebagai presiden pertama Budi Utomo. Sejak dipimpin oleh Raden Adipati
Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU bergabung dari kalangan bangsawan dan
pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda memilih untuk minggir. Pada saat
itu Sarekat Islam juga muncul, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai asosiasi
untuk pedagang kecil dan besar di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk
memberikan bantuan dan dukungan timbal balik.
Selanjutnya, nama
itu diubah oleh, Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk
menyatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh kolonialisme.
Tentunya keberadaan asosiasi ini ditakuti oleh Belanda. Munculnya gerakan
politik semacam itu rupanya menyebabkan Budi Utomo terdorong mundur.
Kepemimpinan rakyat Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische
Partij karena di arena politik, Budi Utomo memang tidak berpengalaman.
2.Sarekat
Islam
Organisasi Sarekat
Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam.
Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905,
dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya
pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Pada saat itu,
pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan
memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda
lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda
tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di
antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.
SDI merupakan
organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini
berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M.
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo.
Organisasi Sarekat
Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini.
a. Agama Islam.
b.
Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari
pedagang Cina yang berperan sebagai
leveransir (seperti kain putih, malam, dan
sebagainya).
Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda), Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin (Indonesia).
Itulah
sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua
kelompok berikut ini.
1)
Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal
dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah
pimpinan H.O.S. Cokroaminoto.
2) Kelompok ekonomi dogmatis yang
dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis
kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung
pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi
Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara).
Organisasi
ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia,
baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya.
Mereka akan dipadukan dalam kesatuan.
bangsa dengan membutuhkan semangat
nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij banyak
disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres. Di samping itu juga
disusun program kerja sebagai berikut:
1.
meresapkan
cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
2.
memberantas
kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun
kemasyarakatan.
3.
memberantas
usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang
lain.
Satu hal yang sangat menusuk perasaan
pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als
ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa
sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya
sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga
pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka
memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya.
Dengan diasingkannya ketiga
pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische
Partij makin menurun. Selanjutnya, Indische Partij berganti nama
menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National
Indische Partij (NIP). National Indische Partij tidak pernah
mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya
merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar.
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya ialah
Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di
bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan
lahir batin.
Tujuan
Muhammadiyah ialah sebagai berikut.
1.
memajukan
pendidikan dan pengajaran berdasarkan
agama Islam;
2.
mengembangkan
pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut
agama
Islam.
Muhammadiyah dengan inspirasi
Al-Qur‘an Surat Ali Imran 104 tersebut ingin menghadirkan Islam bukan sekadar
sebagai ajaran “transendensi” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai
tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap
kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun,
lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi
sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi” (mengajak
pada serba kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari segala
kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi,
yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di
Indonesia.
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912)
Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat. Sampai tahun 1913,
Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun
1935, Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Gerakan pemuda Indonesia, sebenarnya
telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo, namun sejak kongresnya yang pertama
perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri)
sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut. Baru beberapa
tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R. Satiman
Wiryosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi.
Trikoro Dharmo yang diketui oleh R.
Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya
terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura. Trikoro
Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan
perkumpulan ini adalah sebagai berikut:
1.
mempererat
tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan
perguruan kejuruan;
2.
menambah
pengetahuan umum bagi para anggotanya;
3.
membangkitkan
dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya.
Sejalan dengan munculnya Jong Java,
pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi, seperti Jong
Sumatra Bond, Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Selebes, Jong Batak,
Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Timorees Verbond, dan lain-lain. Pada dasarnya
semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan, tetapi semuanya mempunyai
cita-cita ke arah kemajuan Indonesia, khususnya memajukan budaya dan daerah
masing-masing.
Pada tanggal 3
Juli 1922 organisasi Taman Siswa didirikan karena adanya
ketidakpuasan terhadap sistem Pendidikan yang ada di masa itu. Waktu itu
pemerintahan Belanda masih menguasai Indonesia dan sistem pendidikannya.
Pemerintahan
Belanda tidak membebaskan semua rakyat Indonesia untuk bersekolah. Hanya anak
bangsawan, konglomerat, dan kalangan raja saja yang boleh bersekolah. Padahal,
semua rakyat Indonesia sangat membutuhkan pendidikan agar bisa segera merdeka
dan bebas dari penjajahan.
Taman Siswa didirikan untuk mengenalkan pendidikan kepada masyarakat
Indonesia agar menjadi bangsa yang merdeka. Perguruan Taman Siswa berkembang hingga terbentuk Taman Indriya sebagai sekolah
untuk taman kanak-kanak dan Perguruan Tinggi Sarjanawiyata Taman Siswa.
Penididikan Taman Siswa dilakukan
dengan sistem "among" dengan pola belajar "asah, asih dan
asuh". Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku
"sebagai pemimpin" yakni di depan memberi contoh, di tengah dapat
memberikan motivasi, dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang
berpengaruh. Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola
kepemimpinan "Ing ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani ". Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri
kepemimpinan nasional.
Berkat jasa dan perjuangannya yakni
mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari
kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional. Di
samping itu, "Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri dalam
lambang Departemen Pendidikan Nasional.
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk
ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar
Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet
bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil
mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV
tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan)
kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai
anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.
Dengan cara itu Sneevliet dan
kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih
setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan
Darsono. Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh
Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah
pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah
perpecahan dalam tubuh SI.
PKI semakin aktif dalam percaturan
politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan
secara cara. Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan
rakyat kepada ayat-ayat Al - Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan
Ratu Adil.
Kemajuan yang diperolehnya ternyata
membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik. Pada
tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul
di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di
Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam
waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas.
Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan
Digul Atas (Papua).
PNI merupakan
salah satu partai paling berpengaruh di Indonesia sejak pertama kali berdiri
tanggal 4 Juli 1927. Pada waktu itu, banyak organisasi pergerakan nasional yang
didirikan untuk menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya sebuah
kemerdekaan. Salah satu organisasi tersebut adalah Perhimpunan Indonesia yang
sebelumnya bernama Indische Partij.
Perhimpunan
Indonesia menjalankan kegiatannya dari negeri Belanda yang jauh karena memang
para pendirinya adalah kumpulan mahasiswa Indonesia yang merantau untuk belajar
di Belanda. Namun kerasnya niat Perhimpunan Indonesia dalam menyebarkan
semangat nasionalisme akhirnya sampai juga ke tanah air.
PNI terus
berkembang dan berjalan apapun yang terjadi. Hebatnya, rakyat terus percaya
dengan partai ini meskipun para pemimpinnya banyak yang dijebloskan ke penjara
atau justru dibuang jauh. Hingga pada akhirnya PNI menjadi pemenang dalam
Pemilihan Umum tahun 1955 yang membuktikan nyatanya sejarah demokrasi di
Indonesia.
Selanjutnya, tampuk
kepemimpinan PNI kembali ke tangan keturunan Soekarno. Rachmawati Soekarnoputri
menjadi penguasa PNI yang kemudian merubah namanya menjadi PNI-Marhaenisme.
Sekarang ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh
Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai jelmaan PNI yang dulu didirikan oleh
ayahnya.
PNI dibubarkan oleh belanda, karena PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran
pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah
penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada
tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti
Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja.
Gerakan
Wanita Indonesia atau Gerwani adalah
organisasi wanita yang aktif di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an.
Organisasi terlarang ini didirikan pada tahun 1950, dan memiliki lebih dari
650.000 anggota pada tahun 1957. Kelompok ini memiliki hubungan yang kuat
dengan Partai Komunis
Indonesia.
tetapi
sebenarnya merupakan organisasi independen yang memperhatikan
masalah-masalah sosialisme dan feminisme, termasuk reformasi hukum perkawinan, hak-hak
buruh, dan nasionalisme Indonesia. Setelah kudeta 30 September 1965, Gerwani
dilarang, dan di bawah Presiden Suharto organisasi ini menjadi contoh yang
sering dikutip dari tindakan amoralitas dan gangguan selama era pra-1965.
Puncak gerakan wanita, yaitu dengan
diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22–25 Desember
1928 di Yogyakarta. Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala
nasional dan berwawasan kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI).
Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28–31 Desember 1929 PPI diubah
menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I
merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia
sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu.
Gerwani adalah
salah satu organisasi yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September, dan menyiksa jendral-jendral yang ditangkap sebelum
mereka dibunuh di Lubang Buaya. Organisasi itu dilarang bersama
dengan sebagian besar kelompok berhaluan kiri yang lain.Anggota Gerwani telah membantu
untuk membunuh jendera..
Setelah Soeharto menjadi presiden, Gerwani dilarang keberadaannya.
Ribuan gerwani dibunuh sebagai bagian dari pembersihan anti-komunis berdarah,
dan pembunuhan seperti halnya banyak orang lain yang dicurigai
sebagai anggota PKI dan
juga menyebabkan jatuhnya Sukarno.
10. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi
Islam terbesar di Indonesia. Sejarah hari lahir NU terjadi 93 tahun silam,
tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Pendirian NU digagas para kiai ternama dari
Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar pertemuan di
kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya. Selain K.H. Wahab Chasbullah,
pertemuan para kiai itu juga merupakan prakarsa dari K.H. Hasyim Asy’ari. Yang
dibahas pada waktu itu adalah upaya agar Islam tradisional di Indonesia dapat
dipertahankan. Maka, dirasa perlu dibentuk sebuah wadah khusus.
Tepat 94 tahun yang lalu dalam kelender hijriyah, NU didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah, sejumlah kiai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Madura berkumpul di kediaman Kiai Wahab di Surabaya.
Tepat 94 tahun yang lalu dalam kelender hijriyah, NU didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah, sejumlah kiai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Madura berkumpul di kediaman Kiai Wahab di Surabaya.
Beberapa tahuan sebelumnya sebelum NU
didirikan, telah didirikan organisasi pergerakan nahdlatul waton
atau kebangkitan tanh air(1916) dan nahdlatul Tujjar atau kebangkitan
saudagar(1918) dan kelompok diskusi yang didirikan oleh Kiai Wahab Casbullah
yang bernama Taswirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran.
Jadi
NU adalah organisasi lanjutan dari organisasi – organisasi yang
sebelumnya telah berdiri, namun cakupannya lebih luas. Dan sampai ini
organisasi Nahdlatul Ulama masih ada di Nusantara.
NU bergerak di bidang keagamaan dan
kemasyarakatan serta dibentuk dengan tujuan untuk memahami dan mengamalkan
ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal dengan Allah SWT maupun
komunikasi horizontal dengan sesama manusia.
Dalam perjalanan riwayatnya, NU
berkembang pesat dan amat terjaga secara tradisional. Kini, NU menjadi
organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, hidup berdampingan
dengan wakil kelompok Islam-reformis yang dulu berpolemik, Muhammadiyah.
11.GAPI(GabunganPolitikIndonesia)
Gabungan Politik Indonesia adalah suatu organisasi payung dari partai-partai dan organisasi-organisasi politik. GAPI didirikan oleh Sam Ratulangi, Mohammad Husni Thamrin dan Mas Mansoer pada tanggal 21 Mei 1939 di dalam rapat pendirian organisasi nasional di Jakarta.
Gabungan Politik Indonesia adalah suatu organisasi payung dari partai-partai dan organisasi-organisasi politik. GAPI didirikan oleh Sam Ratulangi, Mohammad Husni Thamrin dan Mas Mansoer pada tanggal 21 Mei 1939 di dalam rapat pendirian organisasi nasional di Jakarta.
⇛Latar
belakang didirikannya GAPI
GAPI muncul akibat
BAPEPPI tidak berjalan dengan baik, lalu Parindra berinisiatif untuk membentuk
kembali Konsentrasi Nasional. Percepatan terbentuknya federasi ini dikarenakan
oleh: kegagalan Petisi Soetarjo, sikap pemerintah kolonial Belanda yang kurang
memperhatikan kepentingan bangsa, dan semakin gawatnya situasi internasional
sebagai akibat meningkatkannya pengaruh fasisme Nazi-Jerman.
⇛Tujuan didirikannya GAPI
Tujuan
pembentukan GAPI adalah untuk membentuk sebuah badan persatuan yang akan mempelajari
dan memperjuangkan kepentingan rakyat.Tuntutan GAPI adalah parlemen yang
langsung dipilih rakyat,dan Tujuan terbentuknya GAPI adalah untuk menuntut
pemerintah belanda agar indonesia memiliki parlemen sendiri, sehingga GAPI
memiliki semboyan Indonesia Berparlemen.
⇛Faktor bubarnya organisasi GAPI
Karena GAPI ini
menentang nilai pancasila dan menyebarkan paham komunis di indonesia sehingga
organisasi ini dibubarkan.
12. Perhimpunan
Indonesia
Perhimpunann
Indonesia merupakan himpunan pertama Asia yaang
menuntut kemerdekaan. Perhimpunan Indonesia adalah salah satu
organisasi pergerakan nasional yang berdiri di negeri Belanda.Perhimpunan
Indonesia didirikan oleh mahasiswa Indonesia serta
orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda yang
tinggal di Negeri Belanda dan salah satunya adalah Mohammad Hatta.
Perhimpunan Hindia atau Indische Vereeniging (IV) berdiri
pada tahun 1908, yang dibentuk sebagai sebuah perhimpunan yang bersifat
sosial, namun berganti sifat menjadi politik(radikal). Organisasi
ini merupakan ajang pertemuan dan komunikasi antar mahasiswa Indonesia
yang belajar di negeri Belanda.
⇛Tujuan sekaligus
latar belakang didirikannya
Organisasi ini adalah
untuk memajukan keperntingan bersama orang-orang pribumi dan non pribumi bukan
Eropa (indonesia) di negeri Belanda.
⇛Faktor Bubarnya
Organisasi Perhimpuan belanda
Karena tokoh
Perhimpunan Indonesia(PI) dituduh menghasut untuk pemberotakan terhadap belanda
oleh Partai Komunis Indonesia(PKI), pada tahun 1927.
Sidang PPKI Kedua :
↣Dampak Penjajahn jepang di Indonesia
Dampak Positif Pendudukan Jepang
Bidang politik :
- Melarang penggunaan bahasa Belanda dan dibolehkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
- Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
- Memberi kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang membentuk Badan Pertimbangan Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan Badan Pertimbangan Kota Praja Istimewa (Syi Sangi In). Banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan.
- Mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia.
Bidang ekonomi :
- Didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
- Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaituline system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
Bidang kebudayaan :
- Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan sebagainya. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk merdeka. Pada 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan di Jakarta, yang bernama “Keimin Bunka Shidoso”.
- Pada tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan terminologi, yaitu istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif dan menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia. Berdirinya Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia itu pada akhirnya berhasil mengkodifikasi 7.000 istilah bahasa Indonesia modern (saat itu).
- Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas budayawan Indonesia.
- Jepang membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi). Persafi mendorong artis-artis profesional dan amatir Indonesia bereksperimen dengan mementaskan lakon-lakon terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia. Sandiwara, sebagai salah satu bentuk seni peran, juga berkembang di bawah pendudukan Jepang karena sebelum Perang Pasifik, pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di Indonesia.
- Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
- Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Bidang kemiliteran :
- Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang.
- Peninggalan peralatan militer dan infrastruktur perang yang digunakan oleh Jepang dapat digunakan sebagai modal untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah Jepang menyerah terhadap sekutu, banyak tangsi-tangsi dan peralatan militer Jepang yang dikuasai oleh pejuang Indonesia.
Bidang sosial :
- Munculnya sikap persatuan untuk mengusir penjajahan
- Sejak pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga berkembang. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas.
- Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
- Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi.
Dampak Negatif Pendudukan Jepang
Bidang politik :
- Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.
- Melarang semua jenis kegiatan rapat dan kegiatan politik.
Bidang ekonomi :
- Banyak militer Jepang yang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan perbekalan lainnya dari rakyat Indonesia secara paksa dan tanpa kompensasi.
- Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
- Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini dikarenakan dengan Disalurkannya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
- Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah.
- Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
- Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
- Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Bidang kebudayaan :
- Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
- Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
- Adanya pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo).
Bidang kemiliteran :
- Pelanggaran HAM. Karena militer Jepang akan menghukum dengan keras orang-orang yang menentang Jepang.
Bidang Sosial :
- Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjalani romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Pengerahan tenaga kerja secara paksa dengan kondisi yang sangat menyedihkan untuk membangun infrastruktur perang Jepang.
- Terjadinya perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang.
- Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.
- Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
Peristiwa Sekitar proklamasi
1.)Kekalahan
jepang dalam perang dunia ke-2
Pada 6 Agustus dan 9 Agustus,Amerika
Serikat menjatuhkan bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada upacara kapinasi yang di adakan pada 2
September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Misarri.dokumen kapinasi
jepang yang di tandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah jepang secara
resmi mengakhiri perang dunia ke-2
2.)Peristiwa
renglas dengklok
Peristiwa renglas dengklok adalah
peristiwa penculikan yang di lakukan oleh sejumlah pemuda antara lain
sukarni,ardit,dan choerul saleh dari perkumpulan “menteng 31” terhadap
soekaarna dan hatta pada tanggal 16 Agustus 1945.
3.)Perumusan
naskah proklamasi
Di rumuskan oleh Soekarno,Moh
Hatta,dan Ahmad Subarjo di museum perumusan naskah proklamsi (Jl.imam bonjol no
1 Rt 9/Rw 4 menteng.kec menteng Jakarta pusat) pada tahun 17 Agustus 1945.
4.)Proklamasi
17 Agustus 1945
Berawal dari menyerahnya jepang
pada sekutu dan di bentuknya BPUPKI pada tanggal 1 maret 1945 setelah sidang
1&2 BPUPKI dan di ganti dengan PPKI (18 Agustus 1945)
5.)Penyebaran
ben’ta proklamsi
-melalui siaran radio Hoso Karyoko yang di
mana sekarang adalah radio republic Indonesia yang di mana yang di lakukan oleh
Yusu Franadiero.
-di mulai pada tahun 1946,radio republic
Indonesia Hoso Karyoko melakukan penyiaran berita proklamasi republik indoneisa
yang kemudian di beri judul THE VOICE OF FREEDOM indoneisa yang di lakukan oleh
molly warner (seorang berkebangsaan Australia yang memiliki simpai kepada
Republik Indonesia).
-melalui kantor berita Domei yang kini
merupakan kantor berita antara yang di mana dilakukan oleh Syahrudin Fauz,Adam
Malik dan lainnya.
-Kemudian penyebaran berita yang dilakukan
melalui media cetak yang dilakukan oleh beberapa tempat seperti Harian suara
Asia tersebut adalah merupakan dari Koran/media cetak pertama yang berada
dimetona.
-pengetusan
anggota PPKI
A. Teuku Hassan (Aceh)
B. Sam Rantulungi (Sulawesi)
C. Katut Pudja (Sunda kecil/Bali)
D. AA flamolan (Kalimantan)
6.)Pembentukan
Pemerintahan 9(Hasil siding PPKI)
PPKI Pertama :
Sidang PPKI yang pertama ini
dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 pada Gedung Road van Indie di Jalan
Pejambon – Jakarta.
Hasil sidang PPKI yang pertama:
- Mengesahkan UUD 1945;
- Memilih
dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden;
- Tugas
presiden sementara ini akan dibantu oleh Komite Nasional sebelum
dibentuknya lembaga MPR dengan DPR.
Sebelum UUD 1945 disahkan, terdapat
beberapa perubahan pada UUD 1945, di antaranya ialah :
Kata “Muqaddimah” diganti
dengan sebuah kata Pembukaan. Pada pembukaan di alinea keempat anak
kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya diganti dengan menjadi Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Pasal 29 ayat (1) dari yang semula
awal berbunyi :
“Negara berdasarkan atas Ketuhananan,
serta dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
tersebut” diganti sehingga menjadi berbunyi:
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa”.
Pasal 6 Ayat (1) yang semula
berbunyi :
Presiden merupakan orang Indonesia
asli serta beragama Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia
asli.
Dalam sebuah sidang PPKI yang pertama
ini, Ir. Soekarno terpilih menjadi Presiden RI dimana Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden RI.
Sidang PPKI Kedua :
Sidang PPKI
yang kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 1945 di tempat yang sama ketika
sidang pertama tersebut berlangsung.
Hasil sidang PPKI yang kedua ini
adalah :
1.)Menetapkan IR Soekarno sebagai presiden Dan MOH HATA sebagai
wakil presiden Republic
Indonesia
2.)Membentuk duabelas (12) kementerian serta empat (4) menteri
negara.
3.)Membentuk pemerintahan daerah (dimana Indonesia dibagi
menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur).
Kabinet yang dibentuk saat sidang
PPKI kedua tersebut diberi nama Kabinet Presidentiil. Nah 12 Kementerian yang
dibentuk ialah meliputi :
Hasil Sidang PPKI ketiga Tanggal 22 Agustus 1945 :
Berikut merupakan beberapa keputusan dan hasil sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 atau hasil sidang PPKI yang ketiga.
1. Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Di sidang pertama telah diputuskan untuk membentuk komite nasional, namun baru di sidang ketiga Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP resmi terbentuk. Sebanyak 137 anggota KNIP dilantik terdiri dari golongan muda dan masyarakat.
Pada sidang KNIP, ditunjuk Kasman Singodimerjo sebagai ketua. Sementara terdapat tiga wakil ketua, yakni M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary sebagai wakil ketua kedua serta Adam Malik sebagai wakil ketua ketiga.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
Hasil sidang PPKI ketiga salah satunya adalah membentuk Partai Nasional Indonesia atau PNI yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pembentukan PNI awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai di Indonesia. Tujuannya untuk mewujudkan negara Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
Rancangan awal PNI sebagai partai tunggal di Indonesia kemudian ditolak. Pada akhir Agustus 1945, rencana ini pun dibatalkan dan sejak itu gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah dimunculkan lagi.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Hasil sidang ketiga PPKI juga menghasilkan keputusan untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat atau BKR. Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Berkaitan dengan pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat dan Heiho resmi dibubarkan. Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan negara Republik Indonesia.
Peristiwa terbentuknya sumpah pemuda
Sejarah lahirnya sumpah
pemuda 1928, mulanya berawal dari para tokoh PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajara
Indonesia) serta para cendekiawan yang mengemukakan berbagai idenya mengenai
masalah untuk menyatukan seluruh organisasi berbasis pemuda yang ada di Indonesia.
Selama 1 tahun
sejak tahun 1926 pertemuan ini terus diadakan dan berlangsung, sampai pada
akhirnya diperolehlaj hasil yang tepat pada tanggal 20 Februari 1927. Tepat
pada bulan Mei tahun 1928 pertemuan diadakan kembali dan berlanjut pada
pertemuan selanjutnya tanggal 12 Agustus 1928 yang merupakan pertemuan
terakhir.
Pertemuan terakhir
tersebut juga dihadiri oleh seluruh barisan organisasi pemuda yang ada di
Indonesia. Hasil akhir keputusan dari pertemuan tersebut yakni akan diadakannya
Kongres pada bulan Oktober mendatang. Sementara itu, untuk susunan panitianya
adalah masing-masing organisasi memiliki satu jabatan.
Sejarah lahirnya
sumpah pemuda 1928 dilanjutkan dengan menyusun panitia kongres pada bulan
Agustus yang semua organisasi pemuda juga terlibat di dalamnya. Selain
organisasi PPPI, organisasi lain juga terlibat, diantaranya seperti Jong Java,
Jog Celebes, Jong Soemantranen Bond, dan organisasi lainnya. Sementara itu,
tokoh-tokoh yang juga terlibat di dalamnya adalah J. Leimena, Muhammad Yamin,
serta Sugondo Djojopuspito.
Peristiwa
Sejarah lahirnya sumpah pemuda 1928 juga mengungkapkan bahwa kongres pemuda
yang terjadi berlangsung dalam kurun waktu 2 hari, yakni tepat pada tanggal 27
hingga 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya yang merupakan ciptaan dari W.R
Supratman merupakan salah satu lagu kebangsaan yang juga dinyanyikan saat
penutupan rapat. Namun bedanya lagu tersebut hanya dimainkan instrumennya saja.
Hasil dari
kongres ini akhirnya dihasilkan sebuah rumusan Sumpah Pemuda. Moehammad Yamin
merupakan penulis dari teks Sumpah Pemuda ini. Rumusan Sumpah Pemuda itu juga
telah disetujui oleh Soegondo Djojopuspito yang merupakan ketua dari kongres
ini.
Rumusan Sumpah
Pemuda ini akhirnya dibacakan oleh Soegondo, dan Moehammad Yamuin pun juga
turut berperan memberikan keterangan secara detail.
perkembangan
politik ekonomi sosial budaya pada masa orde lama dan orde baru
Kondisi sosial budaya
Pada masa orde lama,
kondisi sosial budaya diketahui tengah berada pada suasana transisional.
Maksudnya suasana pergantian dari masyarakat Indonesia yang semula hidup
terkekang dalam penjajahan menadi masyarakat yang lebih bebas dan memiliki
kemerdekaan.
Perkembangan Dalam Bidang Politik
Langkah berikutnya tanggal 18 Maret 1966 yaitu pengamanan dan penangkapan terhadap lima belas mentri Kabinet Dwikora yang terlibat dalam persitiwa di tahun 1965. Kelimabelas mentri tersebut adalah Dr. Soebandrio, Dr. Chairul Saleh, Ir. Setiadi Reksoprodjo, Sumardjo, Oei Tju Tat, SH., Ir. Surachman, Yusuf Muda Dalam,
♣Perkembangan politik di masa pemerintahan orde
lama♣
Orde Lama adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama berlangsung sejak tahun
1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan dua sistem
ekonomi yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Orde lama dapat dikatakan resmi dimulai sejak
18 Agustus 1945 saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik
Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden dengan
menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya.
Setelah pelantikan Soekarno dan Mohammad Hatta kemudian dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan.
Setelah pelantikan Soekarno dan Mohammad Hatta kemudian dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan.
KNIP kemudian mendeklarasikan pemerintahan
baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri atas 8
provinsi yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan (tidak
termasuk wilayah Brunei, Sarawak dan Sabah), Sulawesi, Nusa Tenggara serta
Maluku (termasuk Papua).
kebijakan ekonomi
Oritentasi kebijakan ekomoni orde lama
besifat tertutup. Dimana didapati orientasi sosialis atau komunis begitu kental
terasa. Mungkin karena itulah kondisi perekonomian Indonesia pada periode ini
cukup buruk yang diantaranya juga dipicu kosongnya kas negara, eksploitasi
waktu penjajahan, pihak Belanda yang menerapkan blokade ekonomi, dan inflasi.
Terjadinya inflasi memicu daya beli masyarakat begitu rendah. Pasalnya harga
sejumlah barang dan kebutuhan meroket tinggi. Inflasi yang terjadi konon karena
adanya peredaran lebih dari satu mata uang. Pada masa itu memang ada 3 mata
uang yang beredar, diantaranya mata uang Jepang, mata uang pemerintahan Hindia
Belanda, dan mata uang De Javasche Bank. Pemerintah waktu itu mencoba banyak
upaya. Pada tahun 1959 devaluasi atau penurunan mata uang dikerahkan. Selain
itu, pemerintah juga memutuskan untuk merilis Oeang Republik Indonesia atau ORI
sebagai pengganti mata uang Jepang guna memperbaiki kondisi perekonomian dalam
negeri.
Kondisi perekonomian didapati membaik
pada orde baru. Masa Soeharto ini diwarnai orientasi kebijakan ekonomi terbuka
dengan orientasi kapitalis. Sebenarnya tidak banyak perubahan yang diterapkan
pada kebijakan ekonomi ini, setidaknya selama 32 tahun masa pemerintahan
presiden Soeharto. Namun, kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding
saat orde lama. Hal ini dilatarbelakangi keberhasilan pemerintah membangun
stabilitas politik yang memberi efek secara signifikan pada pertumbuhan
ekonomi. Karena itu pula terobosan khususnya terkait anggaran negara cukup
jarang terjadi.
Kondisi sosial budaya
Pada masa orde lama,
kondisi sosial budaya diketahui tengah berada pada suasana transisional.
Maksudnya suasana pergantian dari masyarakat Indonesia yang semula hidup
terkekang dalam penjajahan menadi masyarakat yang lebih bebas dan memiliki
kemerdekaan.
Kondisi sosial budaya pada masa orde baru
berkembang ke arah positif. Hal ini ditandai dengan adanya kebebasan di
sejumlah aspek kehidupan. Diantaranya kebebasan dalam berbicara, bertindak, dan
bersikap. Hanya saja rezim pemerintahan Soeharto ini masih kental dengan
semangat primordialisme. Dimana dijumpai banyak benturan antar kelompok, umat
beragama, dan suku yang terjadi di banyak daerah di Indonesia.
♣Kehidupan Politik pada Masa Orde Baru♣
Orde baru yang dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun.
Dalam masa 32 tahun dalam kepemimpinannya, banyak kebijakan yang berpengaruh
cukup besar pada proses berjalannya Negara Indonesia. Mulai dari kebijakan
politik ataupun kebijakan ekonomi. Kebijakan politik yang digunakan
terbagi menjadi dua, yakni kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri.
Masing-masing dari kebijakan dikeluarkan berdasar kebutuhan Negara. Jadi,
kebijakan yang dikeluarkan ialah yang memberi manfaat serta memajukan
kepentingan rakyat banyak.
Perkembangan Dalam Bidang Politik
Sebagai konsekuensi
dari isi Supersemar yang di antaranya berbunyi “….mengambil segala tindakan
yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan” Langkah pertama
yang dilakukan adalah membubarkan dan pelarangan PKI, termasuk ormas-ormasnya
dari tingkat pusat sampai daerah.
Langkah berikutnya tanggal 18 Maret 1966 yaitu pengamanan dan penangkapan terhadap lima belas mentri Kabinet Dwikora yang terlibat dalam persitiwa di tahun 1965. Kelimabelas mentri tersebut adalah Dr. Soebandrio, Dr. Chairul Saleh, Ir. Setiadi Reksoprodjo, Sumardjo, Oei Tju Tat, SH., Ir. Surachman, Yusuf Muda Dalam,
Armunanto, Sutomo
Martopradoto, A. Astrawinata,SH., Mayor Jenderal Achmadi, Drs. Moh. Achadi,
Letnan Kolonel Sjafei, J.K. Tumakaka, dan Mayor Jendral Dr. Soemarno.
Langkah berikutnya
adalah pada tanggal 25 Juli 1966 tentang pembentukan Kabinet Ampera sebagai
pengganti Kabinet Dwikora. Adapun tugas pokok dari Kabinet Ampera dikenal
dengan nama Dwidharma yaitu dalam rangka mewujudkan stabilitas politik dan
ekonomi. Dalam melaksanakan tugas ini maka penjabarannya tertuang dalam program
Kabinet Ampera yang dikenal dengan nama Catur Karya, meliputi:
- a. memperbaiki perikehidupan
rakyat, terutama dalam bidang sandang dan pangan;
- b. melaksanakan pemilihan umum
dalam batas waktu seperti tercantum dalam Ketatapan MPRS No.XI/MPRS/1966;
- c. melaksanaka politik luar
negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional sesuai dengan
Ketatapan MPRS No.XI/MPRS/1966, dan;
- d. melanjutkan perjuangan anti
imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Dan pada tanggal 11
Agustus 1966 melaksanakan persetujuan normalisasi hubungan dengan Malaysia,
yang pernah putus sejak 17 September 1963. Persetujuan normalisasi hubungan
tersebut merupakan hasil perundingan Bangkok (29 Mei-1 Juni 1966).
Dalam sidang umum MPRS
tanggal 20 Juni 1966 Soekarno dimintak menyampaikan pidato
pertanggungjawabannya terkait dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal 1
Oktober 1965. Dalam pertanggungjawaban ini Soekarno berpidato dengan nama
NAWAKSARA yang artinya sembilan pasal.
Pidato Presiden
Soekarno tersebut di atas tidak dapat diterima oleh MPRS, sehingga MPRS
memberikan waktu kepada Presiden Soekarno untuk menyempurnakan lagi pada
tanggal 10 januari 1967 yang disebut PELENGKAP NAWAKSARA yang dituangkan dalam
Surat Presiden Republik Indonesia No. 01/Pres/1967. Disini nampak terjadi
pergeseran peranan MPRS di hadapan pemegang Supersemar yang tidak sesuai dengan
UUD tahun 1945.
Dalam Sidang Istimewa
ini MPRS menghasilkan 4 ketetapan, diantaranya Ketetapan MPRS No.
XXXIII/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden
Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto pemegang Tap MPRS No. IX/MPRS/1966
sebagai Pejabat Presiden hingga dipilihnya Presiden oleh MPR hasil Pemilu. Dan
pada tanggal 27 Maret 1968 dilakukan pelantikan Jendral Soeharto pengemban Tap
MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai Presiden Republik Indonesia yang kedua.
Perkembangan Dalam Bidang Ekonomi
Dalam upaya
pembangunan dalam bidang ekonomi Orde Baru dilaksanakan melalui REPELITA
(Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang dimulai pada tanggal 1 April 1969. Sektor
pertanian merupakan sektor yang terbesar dalam ekonomi Indonesia. Kurang lebih
55% dari produksi nasional berasal dari sektor pertanian, sedangkan 75%
penduduk memperoleh penghidupan dari sektor pertanian. Kedudukan yang menentukan
dari sektor pertanian dapat dilihat juga dari sumbangan penghasilan devisa
negara. Lebih 60% dari ekspor Indonesia berasal dari sektor pertanian. Sebagai
sektor terbesar dalam ekonomi Indonesia maka sektor pertanian merupakan
landasan bagi setiap usaha pembangunan.
Sasaran pembangunan
dirumuskan secara sederhana dalam Repelita ini yaitu:
- pangan;
- sandang;
- perbaikan prasarana;
- perumahan rakyat;
- perluasan lapangan kerja; dan
- kesejahtraan rohani.
Pelaksanaan
pembangunan ini bertumpu pada Trilogi Pembangunan yaitu:
- Pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya yang menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia;
- Pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi
- Stabilitas nasional yang sehat
dan dinamis.
Dan Pembangunan ini
berdasarkan pada asas:
- Asas manfaat;
- Asas usah ebersama dan
kekeluargaan;
- Asas demokrasi;
- Asas adil dan merata;
- Asas perikehidupan dalam
keseimbangan;
- Asas kesadaran; dan
- Asas kepercayaan pada diri
sendiri.
Adapun modal dasar
yang disebutkan dalam Pola Dasar Pembangunan Nasional ialah:
- Kemerdekaan dan kedaulatan
bangsa;
- Kedudukan geografi’;
- Sumber-sumber kekayaan alam;
- Jumlah penduduk;
- Modal rohani dan mental;
- Modal budaya;
- Potensi efektif bangsa;
- Angkatan bersenjata.
Dalam menggerakkan
modal dasar untuk mencapai tujuan pembangunan, perlu pula diperhatikan
faktor-faktor dominan sebagai berikut:
- Faktor demografi dan
sosial-budaya;
- Faktor geografi, hidrografi,
geologi dan topografi;
- Faktor klimatologi;
- Faktor flora dan fauna;
- Faktor kemungkinan
pengembangan.
Dengan segala
kelebihan yang dimiliki di masa Orde Baru di bidang ekonomi, terdapat juga
kekuarangannya. Hal ini dapat dilihat adanya KKN(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
yang merajalela, krisis multidemensional yang menyebabkan keruntuhan Orde Baru
pada bulan Mei 1998.
Perkembangan Dalam
Bidang Sosial-Budaya.
Masa Orde Baru diakui
telah banyak mencapai kemajuan dalam proses untuk mewujudkan cita-cita
nasional. Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat dapat digambarkan dari
berbagai sisi. Selama dasawarsa 1970-an laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,3%
setiap tahun. Dalam tahun tahun awal 1990-an angka tadi dapat diturunkan
menjadi sekitar 1,6% setiap tahun. Jika awal tahun 1970-an penduduk Indonesia
mempunyai harapan hidup rata-rata sekitar 50 tahun maka pada tahun 1990-an
harapan hidup lebih dari 61 tahun. Dalam kurun waktu yang sama angka kematian
bayi menurun dari 142 untuk setiap 1000 kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap
1000 kelahiran hidup. Hal ini antara lain dimungkinkan makin meningkatnya pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Sebagai contoh adanya Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di tingkat desa atau RT.
Dalam himpunan Tap MPR
Tahun 1993 di bidang pendidikan, fasilitas pendidikan dasar sudah makin merata.
Pada tahun 1968 fasilitas sekolah dasar yang ada hanya dapat menampung sekitar
41% dari seluruh anak yang berumur sekolah dasar. Fasilitas sekolah dasar yang
telah dibangun di pelosok tanah air praktis mampu menampung anak Indonesia yang
berusia sekolah dasar. Kondisi ini merupakan landasan kuat menuju pelaksanan
wajib belajar 9 tahun di tahun-tahun yang akan datang. Sementara itu, jumlah
rakyat yang masih buta huruf telah menurun dari 39% dalam tahun 1971 menjadi
sekitar 17% di tahuan1990-an.
Dampak dari pemerataan
pendidikan juga terlihat dari meningkatnya tingkat pendidikan angkatan kerja.
Dalam tahun 1971 hampir 43% dari seluruh angkatan kerja tidak atau belum pernah
sekolah. Pada tahun 1990-an jumlah yang tidak atau belum pernah sekolah menurun
menjadi sekitar 17%. Dalam kurun waktu yang sama angkatan kerja yang
berpendidikan SMTA ke atas adalah meningkat
dari 2,8% dari seluruh
angkatan kerja menjadi hampir 15%. Peningkatan mutu angkatan kerja akan
mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan di waktui-waktu yang akan
datang.
Kebinekaan Indonesia
dari berbagai hal (suku, agama, ras, budaya, antar golongan dsb.) yang
mempunyai peluang yang tinggi akan terjadinya konflik, maka masa Orde Baru
memunculkan kebijakan yang terkait dengan pemahaman dan pengamalan terhadap
dasar negara Pancasila.
Berdasarkan Ketetapan
MPR No.II/MPR/1978 ditetapkan tentang P-4 yaitu Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa). Dengan Pancasila akan dapat
memberikan kekuatan, jiwa kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam
mengejar kehidupan lahir dan batin yang makin baik menuju masyarakat yang adil
dan makmur.
Dengan penghayatan
terhadap Pancasila oleh manusia Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila
dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Karena itulah diperlukan suatu
pedoman yang dapat menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah
laku setiap orang Indonesia. Untuk melaksanakan semua ini dilakukanlah
penataran-penataran baik melalui cara-cara formal, maupun non-formal sehingga
di tradisikan sebagai gerakan Budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar