Jumat, 24 Januari 2020

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL


1.            Budi Utomo
                 Budi Utomo merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan siswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada 20 Mei 1908. Ini diprakarsai oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi tersebut bersifat sosial, ekonomi dan budaya tetapi bukan politik. Pendirian Budi Utomo menjadi awal dari sebuah gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia meskipun pada saat itu organisasi tersebut awalnya hanya ditujukan untuk kelompok-kelompok berpendidikan Jawa. Saat ini tanggal pendirian Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan. 
Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1. memajukan pengajaran;
2. memajukan pertanian, peternakan dan
    perdagangan;
                        3. memajukan teknik dan industri
                                                                           4. menghidupkan kembalI kebudayaan
                 ⇛Tujuan Organisasi Budi Utomo
    Tujuannya untuk meningkatkan martabat rakyat dan bangsa. Peningkatan ini akan dilakukan dengan mendirikan Dana Siswa (Studiefonds) yang merupakan lembaga untuk membiayai pemuda yang cerdas tetapi tidak dapat melanjutkan studionya. Pada akhir 1907, Dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, seorang siswa dari STOVIA di Jakarta. Berdasarkan pertemuan itu, Sutomo memberi tahu teman-temannya di STOVIA maksud dan tujuan Dr. Wahidin.
    Tujuan awalnya adalah hanya untuk membentuk dana siswa, diperluas untuk kemudian memungkinkan pembentukan organisasi Budi Utomo. Istilah Budi Utomo terdiri dari, kata-kata bijak yang berarti temperamen atau karakter dan utomo yang berarti baik atau mulia. Jadi Budi Utomo, menurut pendiri, adalah asosiasi yang akan mencapai sesuatu berdasarkan bangsawan, kebaikan atau taibat
    Tujuan Budi Utomo ialah untuk mencapai kemajuan yang harmonis untuk orang-orang Jawa dan Madura. Pada saat itu gagasan persatuan di seluruh Indonesia tidak diketahuiKarena itulah yang diinginkan Budi Utomo, hanya perbaikan sosial yang mencakup Jawa dan Madura, juga kata kemerdekaan tidak disebutkan sama sekali. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini, beberapa upaya telah diambil:
  1. Memajukan pengajaran sama seperti apa yang dibayangkan oleh Dr. Wahidin. Ini adalah upaya pertama untuk mencapai kemajuan nasional;
  2. Mempromosikan pertanian, peternakan, perdagangan. Jadi dipahami bahwa kemajuan juga harus mencakup bidang ekonomi;
  3. Memajukan teknik dan industri, yang berarti bahwa ke arah itu telah menjadi ideal;
  4. Menghidupkan kembali kebudayaan.

    ⇛Perkembangannya

           Pada 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongres pertamanya di kota Yogyakarta. Hingga kongres pertama diadakan, BU memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yaitu Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) diangkat sebagai presiden pertama Budi Utomo. Sejak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda memilih untuk minggir. Pada saat itu Sarekat Islam juga muncul, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai asosiasi untuk pedagang kecil dan besar di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk memberikan bantuan dan dukungan timbal balik.
        Selanjutnya, nama itu diubah oleh, Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk menyatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh kolonialisme. Tentunya keberadaan asosiasi ini ditakuti oleh Belanda. Munculnya gerakan politik semacam itu rupanya menyebabkan Budi Utomo terdorong mundur. Kepemimpinan rakyat Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena di arena politik, Budi Utomo memang tidak berpengalaman.

2.Sarekat Islam
         Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa.
        Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.
      SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M.

Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo.

Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini.
a.  Agama Islam.
b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari
    pedagang Cina yang berperan sebagai 
    leveransir (seperti kain putih, malam, dan
    sebagainya).

        Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda), Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin (Indonesia).

Itulah sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini.

1) Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto.
2) Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono


      Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan.

       bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres.  Di samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut:
1.     meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
2.     memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
3.     memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain.
                                            
        Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya.

        Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun. Selanjutnya, Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP). National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar.

        Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin.
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut.
1.     memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam;
2.     mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut
agama Islam.

          Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‘an Surat Ali Imran 104 tersebut ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran “transendensi” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi” (mengajak pada serba kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di Indonesia.

         Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat. Sampai tahun 1913, Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun 1935, Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.


          Gerakan pemuda Indonesia, sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo, namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut. Baru beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi. 

        Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut:
1.     mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan;
2.     menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya;
3.     membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya.






 Sejalan dengan munculnya Jong Java, pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi, seperti Jong Sumatra Bond, Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Selebes, Jong Batak, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Timorees Verbond, dan lain-lain. Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan, tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia, khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing.



         Pada tanggal 3 Juli 1922 organisasi Taman Siswa didirikan karena adanya ketidakpuasan terhadap sistem Pendidikan yang ada di masa itu. Waktu itu pemerintahan Belanda masih menguasai Indonesia dan sistem pendidikannya.

        Pemerintahan Belanda tidak membebaskan semua rakyat Indonesia untuk bersekolah. Hanya anak bangsawan, konglomerat, dan kalangan raja saja yang boleh bersekolah. Padahal, semua rakyat Indonesia sangat membutuhkan pendidikan agar bisa segera merdeka dan bebas dari penjajahan.
         Taman Siswa didirikan untuk mengenalkan pendidikan kepada masyarakat Indonesia agar menjadi bangsa yang merdeka. Perguruan Taman Siswa berkembang hingga terbentuk  Taman Indriya sebagai sekolah untuk taman kanak-kanak dan Perguruan Tinggi Sarjanawiyata Taman Siswa.


       Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem "among" dengan pola belajar "asah, asih dan asuh". Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku "sebagai pemimpin" yakni di depan memberi contoh, di tengah dapat memberikan motivasi, dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh. Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan "Ing ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani ". Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional.

        Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional. Di samping itu, "Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional.

          Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.

         Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI.


     PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara. Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil. 

         Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik. Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua).


        PNI merupakan salah satu partai paling berpengaruh di Indonesia sejak pertama kali berdiri tanggal 4 Juli 1927. Pada waktu itu, banyak organisasi pergerakan nasional yang didirikan untuk menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya sebuah kemerdekaan. Salah satu organisasi tersebut adalah Perhimpunan Indonesia yang sebelumnya bernama Indische Partij.
        Perhimpunan Indonesia menjalankan kegiatannya dari negeri Belanda yang jauh karena memang para pendirinya adalah kumpulan mahasiswa Indonesia yang merantau untuk belajar di Belanda. Namun kerasnya niat Perhimpunan Indonesia dalam menyebarkan semangat nasionalisme akhirnya sampai juga ke tanah air.
       PNI terus berkembang dan berjalan apapun yang terjadi. Hebatnya, rakyat terus percaya dengan partai ini meskipun para pemimpinnya banyak yang dijebloskan ke penjara atau justru dibuang jauh. Hingga pada akhirnya PNI menjadi pemenang dalam Pemilihan Umum tahun 1955 yang membuktikan nyatanya sejarah demokrasi di Indonesia.
       Selanjutnya, tampuk kepemimpinan PNI kembali ke tangan keturunan Soekarno. Rachmawati Soekarnoputri menjadi penguasa PNI yang kemudian merubah namanya menjadi PNI-Marhaenisme. Sekarang ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai jelmaan PNI yang dulu didirikan oleh ayahnya.
    PNI dibubarkan oleh belanda, karena PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja. 
     Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani adalah organisasi wanita yang aktif di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an. Organisasi terlarang ini didirikan pada tahun 1950, dan memiliki lebih dari 650.000 anggota pada tahun 1957. Kelompok ini memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia.
      tetapi sebenarnya merupakan organisasi independen yang memperhatikan masalah-masalah sosialisme dan feminisme, termasuk reformasi hukum perkawinan, hak-hak buruh, dan nasionalisme Indonesia. Setelah kudeta 30 September 1965, Gerwani dilarang, dan di bawah Presiden Suharto organisasi ini menjadi contoh yang sering dikutip dari tindakan amoralitas dan gangguan selama era pra-1965.
     Puncak gerakan wanita, yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28–31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu.

        Gerwani adalah salah satu organisasi yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September, dan menyiksa jendral-jendral yang ditangkap sebelum mereka dibunuh di Lubang Buaya. Organisasi itu dilarang bersama dengan sebagian besar kelompok berhaluan kiri yang lain.Anggota Gerwani telah membantu untuk membunuh jendera..
       Setelah Soeharto menjadi presiden, Gerwani dilarang keberadaannya. Ribuan gerwani dibunuh sebagai bagian dari pembersihan anti-komunis berdarah, dan pembunuhan seperti halnya banyak orang lain yang dicurigai sebagai anggota PKI dan juga menyebabkan jatuhnya Sukarno.

10. Nahdlatul Ulama (NU)
       Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejarah hari lahir NU terjadi 93 tahun silam, tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Pendirian NU digagas para kiai ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar pertemuan di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya. Selain K.H. Wahab Chasbullah, pertemuan para kiai itu juga merupakan prakarsa dari K.H. Hasyim Asy’ari. Yang dibahas pada waktu itu adalah upaya agar Islam tradisional di Indonesia dapat dipertahankan. Maka, dirasa perlu dibentuk sebuah wadah khusus.

     Tepat 94 tahun yang lalu dalam kelender hijriyah,  NU didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah, sejumlah kiai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Madura berkumpul di kediaman Kiai Wahab di Surabaya.
     Beberapa tahuan sebelumnya sebelum NU didirikan,  telah didirikan organisasi pergerakan nahdlatul waton atau kebangkitan tanh air(1916) dan nahdlatul Tujjar atau kebangkitan saudagar(1918) dan kelompok diskusi yang didirikan oleh Kiai Wahab Casbullah yang bernama Taswirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran.
    Jadi NU adalah organisasi lanjutan dari organisasi – organisasi yang sebelumnya telah berdiri, namun cakupannya lebih luas. Dan sampai ini organisasi Nahdlatul Ulama masih ada di Nusantara.
       NU bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan serta dibentuk dengan tujuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal dengan Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan sesama manusia.
       Dalam perjalanan riwayatnya, NU berkembang pesat dan amat terjaga secara tradisional. Kini, NU menjadi organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, hidup berdampingan dengan wakil kelompok Islam-reformis yang dulu berpolemik, Muhammadiyah.
11.GAPI(GabunganPolitikIndonesia)
     Gabungan Politik Indonesia adalah suatu organisasi payung dari partai-partai dan organisasi-organisasi politik. GAPI didirikan oleh Sam Ratulangi, Mohammad Husni Thamrin dan Mas Mansoer pada tanggal 21 Mei 1939 di dalam rapat pendirian organisasi nasional di Jakarta.

                                   ⇛Latar belakang didirikannya GAPI
   GAPI muncul akibat BAPEPPI tidak berjalan dengan baik, lalu Parindra berinisiatif untuk membentuk kembali Konsentrasi Nasional. Percepatan terbentuknya federasi ini dikarenakan oleh: kegagalan Petisi Soetarjo, sikap pemerintah kolonial Belanda yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa, dan semakin gawatnya situasi internasional sebagai akibat meningkatkannya pengaruh fasisme Nazi-Jerman.



  
                                            ⇛Tujuan didirikannya GAPI
   Tujuan pembentukan GAPI adalah untuk membentuk sebuah badan persatuan yang akan mempelajari dan memperjuangkan kepentingan rakyat.Tuntutan GAPI adalah parlemen yang langsung dipilih rakyat,dan Tujuan terbentuknya GAPI adalah untuk menuntut pemerintah belanda agar indonesia memiliki parlemen sendiri, sehingga GAPI memiliki semboyan Indonesia Berparlemen.

⇛Faktor bubarnya organisasi GAPI
  Karena GAPI ini menentang nilai pancasila dan menyebarkan paham komunis di indonesia sehingga organisasi ini dibubarkan.

12. Perhimpunan Indonesia
     Perhimpunann Indonesia merupakan himpunan pertama Asia yaang menuntut kemerdekaan. Perhimpunan Indonesia adalah salah satu organisasi pergerakan nasional yang berdiri di negeri Belanda.Perhimpunan Indonesia didirikan oleh  mahasiswa Indonesia serta orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda yang tinggal di Negeri Belanda dan salah satunya adalah Mohammad Hatta.
    Perhimpunan Hindia atau Indische Vereeniging (IV) berdiri pada tahun 1908, yang dibentuk sebagai sebuah perhimpunan yang bersifat sosial, namun berganti sifat menjadi politik(radikal). Organisasi ini merupakan ajang pertemuan dan komunikasi antar mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. 

   


⇛Tujuan sekaligus latar belakang didirikannya 
    Organisasi ini adalah untuk memajukan keperntingan bersama orang-orang pribumi dan non pribumi bukan Eropa (indonesia) di negeri Belanda.



⇛Faktor Bubarnya Organisasi Perhimpuan belanda
     Karena tokoh Perhimpunan Indonesia(PI) dituduh menghasut untuk pemberotakan terhadap belanda oleh Partai Komunis Indonesia(PKI), pada tahun 1927.


↣Dampak Penjajahn jepang di Indonesia

Dampak Positif Pendudukan Jepang

Bidang politik :
  • Melarang penggunaan bahasa Belanda dan dibolehkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
  • Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
  • Memberi kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang membentuk Badan Pertimbangan Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan Badan Pertimbangan Kota Praja Istimewa (Syi Sangi In). Banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan.
  • Mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia.
Bidang ekonomi :
  • Didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
  • Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaituline system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
Bidang kebudayaan :
  • Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan sebagainya. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk merdeka. Pada 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan di Jakarta, yang bernama “Keimin Bunka Shidoso”.
  • Pada tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan terminologi, yaitu istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif dan menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia. Berdirinya Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia itu pada akhirnya berhasil mengkodifikasi 7.000 istilah bahasa Indonesia modern (saat itu).
  • Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas budayawan Indonesia.
  • Jepang membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi). Persafi mendorong artis-artis profesional dan amatir Indonesia bereksperimen dengan mementaskan lakon-lakon terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia. Sandiwara, sebagai salah satu bentuk seni peran, juga berkembang di bawah pendudukan Jepang karena sebelum Perang Pasifik, pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di Indonesia.
  • Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
  • Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Bidang kemiliteran :
  • Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang.
  • Peninggalan peralatan militer dan infrastruktur perang yang digunakan oleh Jepang dapat digunakan sebagai modal untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah Jepang menyerah terhadap sekutu, banyak tangsi-tangsi dan peralatan militer Jepang yang dikuasai oleh pejuang Indonesia.
Bidang sosial :
  • Munculnya sikap persatuan untuk mengusir penjajahan
  • Sejak pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga berkembang. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas.
  • Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
  • Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi.

Dampak Negatif Pendudukan Jepang

Bidang politik :
  • Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.
  • Melarang semua jenis kegiatan rapat dan kegiatan politik.
Bidang ekonomi :
  • Banyak militer Jepang yang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan perbekalan lainnya dari rakyat Indonesia secara paksa dan tanpa kompensasi.
  • Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
  • Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini dikarenakan dengan Disalurkannya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
  • Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah.
  • Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
  • Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
  • Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Bidang kebudayaan :
  • Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
  • Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
  • Adanya pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo).
Bidang kemiliteran :
  • Pelanggaran HAM. Karena militer Jepang akan menghukum dengan keras orang-orang yang menentang Jepang.
Bidang Sosial :
  • Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjalani romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Pengerahan tenaga kerja secara paksa dengan kondisi yang sangat menyedihkan untuk membangun infrastruktur perang Jepang.
  • Terjadinya perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang.
  • Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.
  • Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.

Peristiwa Sekitar proklamasi


1.)Kekalahan jepang dalam perang dunia ke-2
            Pada 6 Agustus dan 9 Agustus,Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hirosima dan Nagasaki  pada upacara kapinasi yang di adakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Misarri.dokumen kapinasi jepang yang di tandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah jepang secara resmi mengakhiri perang dunia ke-2

2.)Peristiwa renglas dengklok
            Peristiwa renglas dengklok adalah peristiwa penculikan yang di lakukan oleh sejumlah pemuda antara lain sukarni,ardit,dan choerul saleh dari perkumpulan “menteng 31” terhadap soekaarna dan hatta pada tanggal 16 Agustus 1945.

3.)Perumusan naskah proklamasi
           Di rumuskan oleh Soekarno,Moh Hatta,dan Ahmad Subarjo di museum perumusan naskah proklamsi (Jl.imam bonjol no 1 Rt 9/Rw 4 menteng.kec menteng Jakarta pusat) pada tahun 17 Agustus 1945.

4.)Proklamasi 17 Agustus 1945
            Berawal dari menyerahnya jepang pada sekutu dan di bentuknya BPUPKI pada tanggal 1 maret 1945 setelah sidang 1&2 BPUPKI dan di ganti dengan PPKI (18 Agustus 1945)

5.)Penyebaran ben’ta proklamsi
 -melalui siaran radio Hoso Karyoko yang di mana sekarang adalah radio republic Indonesia yang di mana yang di lakukan oleh Yusu Franadiero.
 -di mulai pada tahun 1946,radio republic Indonesia Hoso Karyoko melakukan penyiaran berita proklamasi republik indoneisa yang kemudian di beri judul THE VOICE OF FREEDOM indoneisa yang di lakukan oleh molly warner (seorang berkebangsaan Australia yang memiliki simpai kepada Republik Indonesia).
 -melalui kantor berita Domei yang kini merupakan kantor berita antara yang di mana dilakukan oleh Syahrudin Fauz,Adam Malik dan lainnya.
 -Kemudian penyebaran berita yang dilakukan melalui media cetak yang dilakukan oleh beberapa tempat seperti Harian suara Asia tersebut adalah merupakan dari Koran/media cetak pertama yang berada dimetona.
-pengetusan anggota PPKI
  A. Teuku Hassan (Aceh)
  B. Sam Rantulungi (Sulawesi)
  C. Katut Pudja (Sunda kecil/Bali)
  D. AA flamolan (Kalimantan)

6.)Pembentukan Pemerintahan 9(Hasil siding PPKI)

PPKI Pertama :
        Sidang PPKI yang pertama ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 pada Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon – Jakarta.
Hasil sidang PPKI yang pertama:
  1.  Mengesahkan UUD 1945;
  2. Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden;
  3. Tugas presiden sementara ini akan dibantu oleh Komite Nasional sebelum dibentuknya lembaga MPR dengan DPR.
Sebelum UUD 1945 disahkan, terdapat beberapa perubahan pada UUD 1945, di antaranya ialah :
Kata “Muqaddimah” diganti dengan sebuah kata Pembukaan. Pada pembukaan di alinea keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pasal 29 ayat (1) dari yang semula awal berbunyi :
“Negara berdasarkan atas Ketuhananan, serta dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya tersebut” diganti sehingga menjadi berbunyi:
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi :
Presiden merupakan orang Indonesia asli serta beragama Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
Dalam sebuah sidang PPKI yang pertama ini, Ir. Soekarno terpilih menjadi Presiden RI dimana Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI.

Sidang PPKI Kedua :

     Sidang PPKI yang kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 1945 di tempat yang sama ketika sidang pertama tersebut berlangsung.
Hasil sidang PPKI yang kedua ini adalah :
      1.)Menetapkan IR Soekarno sebagai presiden Dan MOH HATA sebagai wakil          presiden Republic Indonesia
2.)Membentuk duabelas (12) kementerian serta empat (4) menteri negara.
3.)Membentuk pemerintahan daerah (dimana Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur).
Kabinet yang dibentuk saat sidang PPKI kedua tersebut diberi nama Kabinet Presidentiil. Nah 12 Kementerian yang dibentuk ialah meliputi :


Hasil Sidang PPKI ketiga Tanggal 22 Agustus 1945 :

Berikut merupakan beberapa keputusan dan hasil sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 atau hasil sidang PPKI yang ketiga.
1. Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Di sidang pertama telah diputuskan untuk membentuk komite nasional, namun baru di sidang ketiga Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP resmi terbentuk. Sebanyak 137 anggota KNIP dilantik terdiri dari golongan muda dan masyarakat.
Pada sidang KNIP, ditunjuk Kasman Singodimerjo sebagai ketua. Sementara terdapat tiga wakil ketua, yakni M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary sebagai wakil ketua kedua serta Adam Malik sebagai wakil ketua ketiga.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
Hasil sidang PPKI ketiga salah satunya adalah membentuk Partai Nasional Indonesia atau PNI yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pembentukan PNI awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai di Indonesia. Tujuannya untuk mewujudkan negara Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
Rancangan awal PNI sebagai partai tunggal di Indonesia kemudian ditolak. Pada akhir Agustus 1945, rencana ini pun dibatalkan dan sejak itu gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah dimunculkan lagi.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Hasil sidang ketiga PPKI juga menghasilkan keputusan untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat atau BKR. Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Berkaitan dengan pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat dan Heiho resmi dibubarkan. Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan negara Republik Indonesia.

Peristiwa terbentuknya sumpah pemuda
   Sejarah lahirnya sumpah pemuda 1928, mulanya berawal dari para tokoh PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajara Indonesia) serta para cendekiawan yang mengemukakan berbagai idenya mengenai masalah untuk menyatukan seluruh organisasi berbasis pemuda yang ada di Indonesia.
    Selama 1 tahun sejak tahun 1926 pertemuan ini terus diadakan dan berlangsung, sampai pada akhirnya diperolehlaj hasil yang tepat pada tanggal 20 Februari 1927. Tepat pada bulan Mei tahun 1928 pertemuan diadakan kembali dan berlanjut pada pertemuan selanjutnya tanggal 12 Agustus 1928 yang merupakan pertemuan terakhir.
   Pertemuan terakhir tersebut juga dihadiri oleh seluruh barisan organisasi pemuda yang ada di Indonesia. Hasil akhir keputusan dari pertemuan tersebut yakni akan diadakannya Kongres pada bulan Oktober mendatang. Sementara itu, untuk susunan panitianya adalah masing-masing organisasi memiliki satu jabatan.
    Sejarah lahirnya sumpah pemuda 1928 dilanjutkan dengan menyusun panitia kongres pada bulan Agustus yang semua organisasi pemuda juga terlibat di dalamnya. Selain organisasi PPPI, organisasi lain juga terlibat, diantaranya seperti Jong Java, Jog Celebes, Jong Soemantranen Bond, dan organisasi lainnya. Sementara itu, tokoh-tokoh yang juga terlibat di dalamnya adalah J. Leimena, Muhammad Yamin, serta Sugondo Djojopuspito.
    Peristiwa Sejarah lahirnya sumpah pemuda 1928 juga mengungkapkan bahwa kongres pemuda yang terjadi berlangsung dalam kurun waktu 2 hari, yakni tepat pada tanggal 27 hingga 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya yang merupakan ciptaan dari W.R Supratman merupakan salah satu lagu kebangsaan yang juga dinyanyikan saat penutupan rapat. Namun bedanya lagu tersebut hanya dimainkan instrumennya saja.
    Hasil dari kongres ini akhirnya dihasilkan sebuah rumusan Sumpah Pemuda. Moehammad Yamin merupakan penulis dari teks Sumpah Pemuda ini. Rumusan Sumpah Pemuda itu juga telah disetujui oleh Soegondo Djojopuspito yang merupakan ketua dari kongres ini.

    Rumusan Sumpah Pemuda ini akhirnya dibacakan oleh Soegondo, dan Moehammad Yamuin pun juga turut berperan memberikan keterangan secara detail.


perkembangan politik ekonomi sosial budaya pada masa orde lama dan orde baru
Perkembangan politik di masa pemerintahan orde lama
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama berlangsung sejak tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan dua sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.

Orde lama dapat dikatakan resmi dimulai sejak 18 Agustus 1945 saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya.

Setelah pelantikan Soekarno dan Mohammad Hatta kemudian dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan.

KNIP kemudian mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri atas 8 provinsi yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Brunei, Sarawak dan Sabah), Sulawesi, Nusa Tenggara serta Maluku (termasuk Papua).

kebijakan ekonomi
Oritentasi kebijakan ekomoni orde lama besifat tertutup. Dimana didapati orientasi sosialis atau komunis begitu kental terasa. Mungkin karena itulah kondisi perekonomian Indonesia pada periode ini cukup buruk yang diantaranya juga dipicu kosongnya kas negara, eksploitasi waktu penjajahan, pihak Belanda yang menerapkan blokade ekonomi, dan inflasi. Terjadinya inflasi memicu daya beli masyarakat begitu rendah. Pasalnya harga sejumlah barang dan kebutuhan meroket tinggi. Inflasi yang terjadi konon karena adanya peredaran lebih dari satu mata uang. Pada masa itu memang ada 3 mata uang yang beredar, diantaranya mata uang Jepang, mata uang pemerintahan Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank. Pemerintah waktu itu mencoba banyak upaya. Pada tahun 1959 devaluasi atau penurunan mata uang dikerahkan. Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk merilis Oeang Republik Indonesia atau ORI sebagai pengganti mata uang Jepang guna memperbaiki kondisi perekonomian dalam negeri.
Kondisi perekonomian didapati membaik pada orde baru. Masa Soeharto ini diwarnai orientasi kebijakan ekonomi terbuka dengan orientasi kapitalis. Sebenarnya tidak banyak perubahan yang diterapkan pada kebijakan ekonomi ini, setidaknya selama 32 tahun masa pemerintahan presiden Soeharto. Namun, kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding saat orde lama. Hal ini dilatarbelakangi keberhasilan pemerintah membangun stabilitas politik yang memberi efek secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Karena itu pula terobosan khususnya terkait anggaran negara cukup jarang terjadi.

Kondisi sosial budaya

Pada masa orde lama, kondisi sosial budaya diketahui tengah berada pada suasana transisional. Maksudnya suasana pergantian dari masyarakat Indonesia yang semula hidup terkekang dalam penjajahan menadi masyarakat yang lebih bebas dan memiliki kemerdekaan.

Kondisi sosial budaya pada masa orde baru berkembang ke arah positif. Hal ini ditandai dengan adanya kebebasan di sejumlah aspek kehidupan. Diantaranya kebebasan dalam berbicara, bertindak, dan bersikap. Hanya saja rezim pemerintahan Soeharto ini masih kental dengan semangat primordialisme. Dimana dijumpai banyak benturan antar kelompok, umat beragama, dan suku yang terjadi di banyak daerah di Indonesia.

Kehidupan Politik pada Masa Orde Baru
Orde baru yang dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Dalam masa 32 tahun dalam kepemimpinannya, banyak kebijakan yang berpengaruh cukup besar pada proses berjalannya Negara Indonesia. Mulai dari kebijakan politik ataupun kebijakan ekonomi. Kebijakan politik yang digunakan terbagi menjadi dua, yakni kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri. Masing-masing dari kebijakan dikeluarkan berdasar kebutuhan Negara. Jadi, kebijakan yang dikeluarkan ialah yang memberi manfaat serta memajukan kepentingan rakyat banyak.

Perkembangan Dalam Bidang Politik

Sebagai konsekuensi dari isi Supersemar yang di antaranya berbunyi “….mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan” Langkah pertama yang dilakukan adalah membubarkan dan pelarangan PKI, termasuk ormas-ormasnya dari tingkat pusat sampai daerah.

Langkah berikutnya tanggal 18 Maret 1966 yaitu pengamanan dan penangkapan terhadap lima belas mentri Kabinet Dwikora yang terlibat dalam persitiwa di tahun 1965. Kelimabelas mentri tersebut adalah Dr. Soebandrio, Dr. Chairul Saleh, Ir. Setiadi Reksoprodjo, Sumardjo, Oei Tju Tat, SH., Ir. Surachman, Yusuf Muda Dalam,

Armunanto, Sutomo Martopradoto, A. Astrawinata,SH., Mayor Jenderal Achmadi, Drs. Moh. Achadi, Letnan Kolonel Sjafei, J.K. Tumakaka, dan Mayor Jendral Dr. Soemarno.

Langkah berikutnya adalah pada tanggal 25 Juli 1966 tentang pembentukan Kabinet Ampera sebagai pengganti Kabinet Dwikora. Adapun tugas pokok dari Kabinet Ampera dikenal dengan nama Dwidharma yaitu dalam rangka mewujudkan stabilitas politik dan ekonomi. Dalam melaksanakan tugas ini maka penjabarannya tertuang dalam program Kabinet Ampera yang dikenal dengan nama Catur Karya, meliputi:
  • a. memperbaiki perikehidupan rakyat, terutama dalam bidang sandang dan pangan;
  • b. melaksanakan pemilihan umum dalam batas waktu seperti tercantum dalam Ketatapan MPRS No.XI/MPRS/1966;
  • c. melaksanaka politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional sesuai dengan Ketatapan MPRS No.XI/MPRS/1966, dan;
  • d. melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.

Dan pada tanggal 11 Agustus 1966 melaksanakan persetujuan normalisasi hubungan dengan Malaysia, yang pernah putus sejak 17 September 1963. Persetujuan normalisasi hubungan tersebut merupakan hasil perundingan Bangkok (29 Mei-1 Juni 1966).

Dalam sidang umum MPRS tanggal 20 Juni 1966 Soekarno dimintak menyampaikan pidato pertanggungjawabannya terkait dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965. Dalam pertanggungjawaban ini Soekarno berpidato dengan nama NAWAKSARA yang artinya sembilan pasal.

Pidato Presiden Soekarno tersebut di atas tidak dapat diterima oleh MPRS, sehingga MPRS memberikan waktu kepada Presiden Soekarno untuk menyempurnakan lagi pada tanggal 10 januari 1967 yang disebut PELENGKAP NAWAKSARA yang dituangkan dalam Surat Presiden Republik Indonesia No. 01/Pres/1967. Disini nampak terjadi pergeseran peranan MPRS di hadapan pemegang Supersemar yang tidak sesuai dengan UUD tahun 1945.

Dalam Sidang Istimewa ini MPRS menghasilkan 4 ketetapan, diantaranya Ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto pemegang Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai Pejabat Presiden hingga dipilihnya Presiden oleh MPR hasil Pemilu. Dan pada tanggal 27 Maret 1968 dilakukan pelantikan Jendral Soeharto pengemban Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai Presiden Republik Indonesia yang kedua.




 Perkembangan Dalam Bidang Ekonomi

Dalam upaya pembangunan dalam bidang ekonomi Orde Baru dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang dimulai pada tanggal 1 April 1969. Sektor pertanian merupakan sektor yang terbesar dalam ekonomi Indonesia. Kurang lebih 55% dari produksi nasional berasal dari sektor pertanian, sedangkan 75% penduduk memperoleh penghidupan dari sektor pertanian. Kedudukan yang menentukan dari sektor pertanian dapat dilihat juga dari sumbangan penghasilan devisa negara. Lebih 60% dari ekspor Indonesia berasal dari sektor pertanian. Sebagai sektor terbesar dalam ekonomi Indonesia maka sektor pertanian merupakan landasan bagi setiap usaha pembangunan.

Sasaran pembangunan dirumuskan secara sederhana dalam Repelita ini yaitu:
  1. pangan;
  2. sandang;
  3. perbaikan prasarana;
  4. perumahan rakyat;
  5. perluasan lapangan kerja; dan
  6. kesejahtraan rohani.

Pelaksanaan pembangunan ini bertumpu pada Trilogi Pembangunan yaitu:
  1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
  2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
  3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Dan Pembangunan ini berdasarkan pada asas:
  1. Asas manfaat;
  2. Asas usah ebersama dan kekeluargaan;
  3. Asas demokrasi;
  4. Asas adil dan merata;
  5. Asas perikehidupan dalam keseimbangan;
  6. Asas kesadaran; dan
  7. Asas kepercayaan pada diri sendiri.

Adapun modal dasar yang disebutkan dalam Pola Dasar Pembangunan Nasional ialah:
  1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa;
  2. Kedudukan geografi’;
  3. Sumber-sumber kekayaan alam;
  4. Jumlah penduduk;
  5. Modal rohani dan mental;
  6. Modal budaya;
  7. Potensi efektif bangsa;
  8. Angkatan bersenjata.

Dalam menggerakkan modal dasar untuk mencapai tujuan pembangunan, perlu pula diperhatikan faktor-faktor dominan sebagai berikut:
  1. Faktor demografi dan sosial-budaya;
  2. Faktor geografi, hidrografi, geologi dan topografi;
  3. Faktor klimatologi;
  4. Faktor flora dan fauna;
  5. Faktor kemungkinan pengembangan.

Dengan segala kelebihan yang dimiliki di masa Orde Baru di bidang ekonomi, terdapat juga kekuarangannya. Hal ini dapat dilihat adanya KKN(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang merajalela, krisis multidemensional yang menyebabkan keruntuhan Orde Baru pada bulan Mei 1998.
 Perkembangan Dalam Bidang Sosial-Budaya.

Masa Orde Baru diakui telah banyak mencapai kemajuan dalam proses untuk mewujudkan cita-cita nasional. Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat dapat digambarkan dari berbagai sisi. Selama dasawarsa 1970-an laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,3% setiap tahun. Dalam tahun tahun awal 1990-an angka tadi dapat diturunkan menjadi sekitar 1,6% setiap tahun. Jika awal tahun 1970-an penduduk Indonesia mempunyai harapan hidup rata-rata sekitar 50 tahun maka pada tahun 1990-an harapan hidup lebih dari 61 tahun. Dalam kurun waktu yang sama angka kematian bayi menurun dari 142 untuk setiap 1000 kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Hal ini antara lain dimungkinkan makin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai contoh adanya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di tingkat desa atau RT.

Dalam himpunan Tap MPR Tahun 1993 di bidang pendidikan, fasilitas pendidikan dasar sudah makin merata. Pada tahun 1968 fasilitas sekolah dasar yang ada hanya dapat menampung sekitar 41% dari seluruh anak yang berumur sekolah dasar. Fasilitas sekolah dasar yang telah dibangun di pelosok tanah air praktis mampu menampung anak Indonesia yang berusia sekolah dasar. Kondisi ini merupakan landasan kuat menuju pelaksanan wajib belajar 9 tahun di tahun-tahun yang akan datang. Sementara itu, jumlah rakyat yang masih buta huruf telah menurun dari 39% dalam tahun 1971 menjadi sekitar 17% di tahuan1990-an.

Dampak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari meningkatnya tingkat pendidikan angkatan kerja. Dalam tahun 1971 hampir 43% dari seluruh angkatan kerja tidak atau belum pernah sekolah. Pada tahun 1990-an jumlah yang tidak atau belum pernah sekolah menurun menjadi sekitar 17%. Dalam kurun waktu yang sama angkatan kerja yang berpendidikan SMTA ke atas adalah meningkat
dari 2,8% dari seluruh angkatan kerja menjadi hampir 15%. Peningkatan mutu angkatan kerja akan mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan di waktui-waktu yang akan datang.

Kebinekaan Indonesia dari berbagai hal (suku, agama, ras, budaya, antar golongan dsb.) yang mempunyai peluang yang tinggi akan terjadinya konflik, maka masa Orde Baru memunculkan kebijakan yang terkait dengan pemahaman dan pengamalan terhadap dasar negara Pancasila.

Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 ditetapkan tentang P-4 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa). Dengan Pancasila akan dapat memberikan kekuatan, jiwa kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir dan batin yang makin baik menuju masyarakat yang adil dan makmur.


Dengan penghayatan terhadap Pancasila oleh manusia Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Karena itulah diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap orang Indonesia. Untuk melaksanakan semua ini dilakukanlah penataran-penataran baik melalui cara-cara formal, maupun non-formal sehingga di tradisikan sebagai gerakan Budaya.























ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL

1.             Budi Utomo                   Budi Utomo merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan siswa STOVIA yai...